Jika Berhenti Apa Yang Terjadi

Bagaimana seandainya saya menyerah?

Berada dalam sebuah kendaraan besar memang mengasikan. Merasa jadi bagian luar biasa dalam sebuah perjalanan panjang menuju sebuah tempat bersama-sama. Seandainya saya minta turun lalu berjalan sendiri apakah akan sama mengasikannya atau saya akan menyesal sepanjang hidup, karena tertinggal?

Tapi apakah memang tempat yang dituju bersama itu memang adalah tempat yang saya tuju?

Sesungguhnya saya mau kemana?

Laju Cepat Meraih Kesempatan

Jalan ini akan membawa saya lebih cepat untuk mencapai tujuan, meraih banyak kesempatan. Saya akan besar dan menjadi kuat di jalan ini. Kesempatan untuk berdampak bagi dunia. Kesempatan untuk melihat pemandangan lebih luas lagi.

Sandungan kecil di jalan sebenarnya tidak berarti karena rasa sakit adalah milik bersama. Jika jalan bergelombang semua merasakan. Jika hujan datang menerjang semua terkena percikan. Jika tanjakan curam menghadang semua bantu mendorong.

Tapi perjalanan terlalu laju. Kadang, saya sungguh lelah, ingin menepi dan berhenti. Walau pasti akan sepi.

Yang Sepi di Tepian

Di jalan ini semua serba kelam. Rawan tersesat dan sangat berat. Hidup harus diperhitungkan karena jika salah langkah mungkin akan terperosok masuk jurang.

Di jalanan ini semua adalah rintangan. Hujan badai, hewan buas, malam gelap dan sendiri. Di jalan ini mungkin semua akan serba lambat, waktu terasa tak bergerak, mau sampai kemana pun tak tahu, karena langkah pun tidak bisa cepat.

Tapi mungkin jika pagi menjelang, ada dedaunan yang bisa dipetik. Udara segar yang bisa dihirup dan ada embun yang bisa disesap. Ada hangat matahari yang menyentuh kulit dan ada harap yang dinanti.

Di jalan ini apa saya akan lebih bahagia?